Pages

Saturday, January 27, 2018

NHW #1 : Adab Menuntut Ilmu

Assalamualaikum Wr Wb..

Bismillahirrahmanirrahim..

Sebenarnya jangan dicontoh ya ini kerjain tugas mingguannya di waktu yang mepet. Hehe. Materi tugas sudah disampaikan fasilitator di awal pekan ini, tapi Saya baru sempat menulis kemarin di postingan sebelumnya. Niatnya mau bikin postingan jawaban tugas, tapi begitu kata-kata mengalir, kok ya lebih pas dijadiin postingan review materi dulu ya. hehe. Memang ya kalau sedang punya bayi, hari demi hari bahkan menit demi menit rasanya cepat sekali. Ok, mari kita mulai saja ya :)

ILMU, yang menurut Saya merupakan salah satu landasan hidup, mempunyai ragam jenis yang tak terhingga. Karena setiap aspek di dunia ini terbangun oleh ilmu. Tidak hanya di sekolah, di rumahpun banyak sekali ilmu yang harus dipelajari agar rumah menjadi penuh makna. Semenjak Saya berkomitmen untuk tidak meneruskan karier di kantor dan memilih produktif dari rumah, Saya merasa banyak sekali ilmu kehidupan yang belum sukses Saya jalani.

Salah satu ilmu kehidupan yang ingin Saya tekuni yaitu ILMU IKHLAS DAN SABAR. Entah akan berapa kali remedial atau bahkan gak naik kelas ya kalau ilmu tersebut ada di pelajaran sekolah. Saya merasa masih buruk sekali baik dalam pengetahuan maupun pengamalan akan ikhlas dan sabar. Di berbagai aspek kehidupan yang sedang Saya jalani, yang dimana mayoritas berkaitan dengan peran kewanitaan Saya baik menjadi wanita itu sendiri, istri dan ibu.

Mengapa Saya memilih ilmu tersebut? karena Saya ingin menjadi orang yang pandai bersyukur. Tanpa landasan sabar dan ikhlas, buat Saya, cukup sulit untuk merasakan syukur yang sebenarnya. Lalu memangnya selama ini Saya tidak bersyukur? mungkin Saya bisa jawab, ya pastilah bersyukur. Sudah ada suami dan 2 anak yang sehat Insya Allah, kurang apa coba? Nah itu, letak kesalahannya. Saya mungkin tidak sabar untuk menahan diri mengakui apa yang Saya punya, yang bisa saja orang lain belum punya. Saya mungkin tidak ikhlas menerima bahwa mungkin masih banyak kekurangan di diri suami dan anak, sehingga hanya yang baik-baiknya saja yang ditampilkan kepada dunia luar. Padahal, justru ilmu sabar dan ikhlas itu sangat Saya butuhkan dalam peran sebagai istri dan ibu.

Selama ini seringkali Saya mempunyai keinginan perubahan ini itu, apalagi jika habis mengikuti seminar parenting, rasanya menggebu-gebu ingin berubah. Tapi perubahan itu gak berlangsung lama, selalu kalah dengan syaiton hawa nafsu. Nafsu marah-marah dan nafsu mengeluh. Apa mungkin karena Saya tidak pernah mengatur strategi dan target dengan nyata? Di pertanyaan berikutnya, Saya diminta untuk mengutarakan bagaimana strategi menuntut ilmu yang Saya pilih tadi.

Pertama, pastinya jika ingin meraih ilmu maka BACA. Ilmu teori merupakan tahap awal progress ilmu itu bisa dicapai faedahnya. Insya Allah Saya akan lebih sering membaca dan mengkaji pedoman hidup yang masih sering Saya abaikan (ya Allah malu sebenarnya menulis ini), padahal disitulah sumber teori paling lengkap yang mencakup ilmu sabar dan ikhlas, yaitu Alquran dan Hadist.

Lalu, berikutnya Saya akan membuat jadwal kegiatan sehari-hari baik untuk Saya, suami dan anak-anak. Loh, ada hubungannya kah? menurut Saya sih, ada. Lebih tepatnya ini merupakan ikhtiar, mungkin karena ketidakteraturan itu lah yang membuat Saya dan seisi rumah jadi tidak bisa menyiapkan hati untuk apapun yang terjadi berikutnya. Misalnya, Saya yang waktunya harus pantau HP karena suatu hal, akan jadi bentrok dengan keinginan anak minta ditemani bermain. Jika sudah terjadwal, karena terbiasa nantinya, mungkin anak akan tau jam sekian adalah waktunya ibu pantau HP, jadi anak sudah menyiapkan hati untuk menerima kenyataan tidak bisa bermain dulu dengan ibu saat itu. Sehingga, tindakan berikutnya yaitu memaksa, insya Allah tidak akan keluar dari anak. Dan reaksi ibu marah-marah akibat dipaksa saat ada kegiatan lain, juga jadi bisa diredam.

Belajar itu memang identik dengan perubahan. Jika kita menyerap ilmu, akan dilanjutkan dengan tindakan lalu berdampak pada reaksi.

Mengenai apa saja yang perlu dirubah atau diperbaiki dari sikap Saya berkaitan dengan ilmu sabar dan ikhlas, yang paling utama adalah REAKSI. Iya, Saya harus belajar ber-afirmasi positif di setiap kondisi agar reaksi yang keluar tidak sering negatif. Reaksi ini memang selalu jadi pemicu kekacauan berikutnya di rumah. Misalnya, lagi berbincang ringan dengan suami, eh mendengar jawabannya dengan intonasi (asumsi Saya) rada tinggi, titik emosi Saya langsung mengeluarkan reaksi negatif juga. Padahal, pengakuan suami bukan sedang marah, tapi reflek (yang diakuinya juga buruk) akan suatu hal yang dia pertanyakan. Miskomunikasi yang andaikan Saya memilih tidak seperti itu, mungkin pembicaraannya akan lebih indah. Iya, Saya harus lebih belajar lagi mengeluarkan reaksi-reaksi positif.

Di kedua ilmu ini, Saya tidak ingin belajar sendiri. Tentunya akan lebih selaras, jika Saya juga mengajak suami dan anak untuk membiasakan diri. Semoga Kami sekeluarga bisa semangat untuk berubah dan tentunya istiqomah.

Wassalamualaikum Wr Wb..

Review Materi Kelas Martikulasi Minggu Ke-1 (MIIPB5 BEKASI 1)

Assalamualaikum Wr Wb..

Bismillahirrahmanirrahim..

Ini postingan pertama Saya setelah melahirkan anak ke-2 pada tanggal 11 Januari 2018 lalu. Alhamdulillah, setelah melalui proses operasi caesar, anak ke-2 Kami (putra pertama) lahir dengan selamat dan Kami beri nama "Arshaka Rezqiano Adyaputro (Qiano)" yang insya Allah mempunyai makna yaitu putra Aditta dan Aditya yang kelak menjadi manusia yang murah hati, pandai bersyukur dan menjadi magnet rezeki bagi keluarga. Aamiin ya rabb..

Keputusan mengikuti kelas martikulasi Institut Ibu Profesional (IIP) batch ini sempat membuat Saya ragu. Apa bisa membagi waktu lagi di tengah kehadiran anggota keluarga baru yang pastinya butuh segala nya yang extra dari Saya pribadi. Tapi alhamdulillah dengan tekad dan support dari sekitar, Saya yakinkan BISA. Dengan harapan besar, hal ini menjadi pemicu Saya untuk bisa menjadi wanita, istri dan ibu yang lebihhhhh baik lagi.

Setelah se-pekan berlalu, dengan tema materi minggu ini yaitu Adab Menuntut Ilmu, cukup membuat banyak sentilan. Saat ber-diskusi dengan fasilitator dan teman-teman kelas di WAG beberapa hari lalu, menyisakan beberapa point penting yang bisa Saya bagikan disini, antara lain:

1. Ilmu Literasi Media.

Di zaman now, memang banyak sekali postingan atau artikel yang seliweran di lini maya, yang terkadang masih diragukan asal sumber dan kebenarannya. Seringnya kita terima info random yang dibagikan secara bebas di WAG atau tautan artikel di sosial media, membuat terkadang kita acuh atau bahkan larut dalam info tersebut sampai mengabaikan tahap kroscek atau bertanya sumber info kepada penyebar info. Salah satu bentuk menghargai ilmu/informasi adalah mengetahui penulis asli dan/atau sumber lainnya atas ilmu/informasi tersebut.

2. Sebarkanlah dengan cara Mengulas.

Kadang kita malas untuk membaca sampai tuntas suatu berita bahkan yang dianggap menarik. Dengan kemudahan klik tombol 'share' di media sosial, kita merasa sudah jadi bagian penyebar berita kekinian. Padahal, alangkah baiknya jika kita membaca dengan seksama, lalu mengutarakan pendapat atas informasi tersebut dengan ulasan yang santun. Karena itupun merupakan bagian dari menghargai suatu berita informasi.

Dua hal diatas berbekas sekali di Saya. Mudah-mudahan ada manfaat dari ulasan diatas yang juga bisa dirasakan.

Inti perubahan yang bisa dimulai setelah membaca ulasan ini adalah mari kita menjadi netizen yang santun ilmu dengan selalu kroscek kebenaran info dan/atau mencantumkan asal sumber info dan/atau mengulas suatu berita dengan pandangan pribadi agar makin banyak pembaca yang merasakan manfaat dari informasi tersebut. Iya, terkadang ada netizen yang lebih terpengaruh dengan tulisan sosial media influencer yang diikutinya.

Sebaik-baiknya tulisan adalah yang dapat membuat hati tergerak untuk bergerak. Karena perubahan dimulai dari hati yang tersentuh dilanjutkan dengan tindakan.

Wassalamualaikum Wr Wb..

Monday, January 1, 2018

Dilema di Awal Tahun 2018

Assalamualaikum wr wb..

Sesuai judul postingan kali ini, iya Saya lagi (tetiba) dilema. Bermula dari sebentar lagi masa liburan sekolah (playgroup) Kinan akan berakhir. Saya akan harus kembali dengan rutinitas antar jemput, atau menunggu dan aktif di kegiatan sekolah. Karena kebetulan Saya ini Ketua POMG di sekolah Kinan. wkwk.

Setengah tahun dengan rutinitas itu, Saya melihat banyak hal yang berubah dengan Kinan dan Saya, baik maupun buruk. Baiknya cukup Kami saja orangtuanya yang bersyukur. Buruknya, eh tapi mungkin bukan efek buruk ya, lebih tepatnya sesuatu yang tidak (/belum) tercapai. Saya melihat sisi kemampuan pengendalian diri Kinan belum ada perubahan yang signifikan. Saya review, evaluasi diri, dan coba mencari inspirasi, tombak nya itu ya di Kami, orangtuanya. Pasti ada yang salah. Sepertinya Kami salah goal di awal, visi misi menyekolahkan anak playgroup itu untuk apa? Payahnya, salah satu yang Kami harapkan adalah agar Kinan lebih pandai bersosialisasi (walopun ini gak salah juga) dan ada pihak lain yang membantu Kami untuk MENGUBAH Kinan menjadi lebih baik untuk pengendalian diri dan kesehariannya. Ini nih, kacau balau akhirnya.

Kok Saya terlalu fokus ke masalah pengendalian diri sih? kan namanya balita masih bisa dibilang wajar kalo suka crancky, belum bisa berbagi, tidak mau mengalah, bertingkah kurang sopan dengan lawan bicara, alias ya mereka lagi belajar ke arah lebih baik, maklumin dong harusnya. Kan kelebihan lainnya ada, anak jadi pintar membaca, menulis, berhitung, dll.

Duh duh duh... kondisi di paragraf sebelumnya ini, bikin Saya sedih dan galau. Gini gini, dari hasil review kegalauan yang akhirnya bikin Saya jadi sering baca. Saya menemukan ada 3 kemampuan yang seharusnya jadi target terhadap anak, yaitu :

1. Kognitif : intinya perihal kecerdasan akademis.
2. Afektif : intinya perihal kecerdasan emosional, minat, dan kehidupan.
3. Psikomotorik : intinya perihal kecerdasan raga.

Untuk nomor 1 dan 3, tidak Saya tetapkan sebagai goal utama. Walopun harapannya, Kinan bisa mengikuti segala tahap dengan baik juga tetap besar. Untuk nomor 2, Saya rasa itu udah dasar kehidupan ya, mau jadi apapun dia nantinya, kalo kemampuan afektifnya tidak dipupuk sejak dini, sepertinya Kami yang akan menyesal dan Kinannya sendiri yang akan merugi. Kami sepakat dengan teori golden age itu sampai umur 6 tahun, alias sebelum masuk SD deh. Kami masih punya waktu 2.5 tahun lagi, yang mana terlihat sebentar banget. PR Kami besar di sisi afektif. Tapi, Kami yakin Kinan anak yang mampu Kami arahkan. Cuma ya ini, orangtuanya juga perlu belajar banget gimana caranya jadi contoh yang baik. Secara Kami juga masih rock n roll jadi orangtua. Masih ada seenaknya dan mikir orangtua ya harus dituruti. Orangtua lebih benar.

Jadi, hubungannya apa dengan Kinan sudah sekolah playgroup tadi?

Salah gak ya kalo Saya mengambil kesimpulan, Kinan (dan Saya) gak nyaman dengan rutinitas sekolah? Hihihi. Sempat mikir Kami tuh belum siap. Terlihat dari Kinan yang cukup sering bolos. Kadang Kinan yang memang gak mau, kadang juga Saya yang gak semangat anterin sekolah (terlepas lagi hamil juga). Lalu, dilihat dari hasil rapot Kinan semester 1 kemarin, afektifnya masih kurang (ini gak heran karena Saya juga melihat langsung di kesehariannya), dan kognitif serta psikomotorik nya juga ada yang kurang tapi di poin-poin yang Saya gak sangka. Karena kalo dirumah dia bisa melakukan itu. Contohnya, kemampuan menggunting, membaca abjad, berhitung, senam, dll. Bukan, bukan Saya gak terima Kinan di kritik, tapi lebih ke "loh ini kenapa?". Jawaban yang Saya temukan adalah, Kinan tidak mau mengikuti instruksi guru nya. Lah, terus gimana dong, sekolah tapi gak ikutin instruksi guru? bingung kan? sama.

Sepulangnya dari terakhir Kami ambil rapot, evaluasi yang Kami lakukan masih tetap Kinan harus disemangatin sekolah. Saya mesti rubah pertanyaan setiap pagi dari "Kinan mau sekolah gak hari ini?" menjadi "Kinan yuk kita sekolah hari ini". Pertanyaan menjadi ajakan. Oke, itu ide bagus, akan Saya lakukan nanti. Saya terlalu terpaku dengan prinsip anak masih usia dini jangan dipaksa sekolah, tapi menurut guru dan ayahnya, benar prinsip itu tapi jangan diawali dengan kalimat pertanyaan. Khawatirnya, anak jadi berpikir, kalopun dia lagi gak mau, ya tidak apa-apa, sampai besar. Sampai memang sudah lebih diharuskan sekolah. Kalo Saya mikirnya gak gitu, akan ada waktunya dipaksa, tapi gak sekarang. Ya oke lah, perbedaan yang masih bisa Saya sesuaikan.

Saya dan suami memang kadang berselisih pendapat soal parenting, yang di dalamnya juga soal cara mendidik anak. Dua-duanya pasti bermuara ke sesuatu yang baik. Mungkin cara nya aja yang suka beda. Tapi, banyak juga hal yang sepaham. Oke, balik lagi ke dilema Saya tadi, jadi apa yang harus Saya lakukan? udah dapat poinnya belum sih kenapa Saya dilema? Gak ya? wkwk.

Intinya, Saya butuh insight, apa Saya baiknya menyelesaikan playgroup Kinan atau Saya stop sekarang sambil jalanin homeschooling sampai selesai masa playgroup (?)

Tujuan dari pertanyaan ini sebenarnya untuk evaluasi, kalopun Saya melanjutkan, Saya harus komitmen untuk lebih rajin, tapi Saya juga akan melahirkan anak kedua dan gak tau ritme nya akan dimana. Tapi, kalopun Saya berhenti sekarang, dan berniat homeschooling, apa Saya bisa komitmen untuk rajin membuat jadwal dan menemani Kinan dirumah? dan kreatif berkegiatan diluar agar sosialisasinya Kinan tetap terbina?

Saat ditulis ini, Saya belum diskusi apapun dengan ayahnya Kinan. Rencana yang akan dilakukan masih dengan hasil evaluasi kalo Saya dan Kinan harus lebih rajin. Bahkan ayahnya berencana untuk setiap pagi biar dia saja yang antar ke sekolah. Pulangnya baru dijemput Saya atau mbak. Jadi, Saya gak usah rutin menunggu lagi di sekolah. Kebetulan lagi masa-masa menunggu lahiran juga.

Mungkin itu dulu yang akan Kami lakukan. Semoga Kinan bisa membuat Kami lebih yakin apa yang seharusnya Kami lakukan.

Terima kasih sudah membaca keluh kesah Saya, hehe. Semoga dapat manfaatnya ya dengan meluangkan waktu untuk membaca postingan ini. Atau kalo ada pengalaman yang sama bisa sharing sekalian..

Wassalamualaikum wr wb..

Saturday, December 30, 2017

Tahun 2017, Gimana rasanya (?)

Assalamualaikum wr wb..

Selamat menuju 2018!!

Lagi rajin mau bersihin sarang debu di blog ini, ternyata 2016 rajin juga, rajin bikin draft tapi gak diselesain. Hehe. Tahun 2017 gak ada draft sama sekali. Padahal ya, 2017 itu tahun full dirumah aja, kayaknya semakin kebukti kalo saya ini tipikal wanita yang lebih baik punya kesibukan rutin. Karena semua hal jadi bisa lebih multitasking. Terasa selama gak kerja kantoran, banyak niat-niat yang ke skip karena alasan yang gak jelas.

Ini tahun ke2 saya menjadi Ibu yang gak kerja kantoran. Rasanya? sudah mulai jenuh. hehe. Tapi, saya gak kangen ngantor kok, cuma kangen rutinitasnya aja. Semua serba on schedule. Otak dipaksa mikir hal yang pasti dan ditunggu. Ritme deadline yang ngeselin tapi ngangenin juga. Suasana ketemu banyak orang diluaran sana, jadi semangat tersendiri. Cuma gak suka ngantor itu, ya macet sama diomelin bos/klien aja. Ohiya, satu lagi, gak bisa setiap saat bersama anak. Nah yang satu ini nih jadi trigger utama untuk stay dirumah sebetulnya. Tapiiiiii?????

Makin kesini kenapa ya saya suka berpikir, kayaknya lebih sehat (untuk saya dan anak) kalo setiap hari nya tuh ada jeda waktu antara kami untuk gak selalu berinteraksi. Loh kok gitu sama anak? iya, beda-beda kali ya setiap ibu rasanya. Atau sebenernya sama tapi mengelak? hihihi.

Masya Allah tabarakallah.. Kinan tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar dengan caranya sendiri. (Saya takut me-labelling anak sendiri). Hehe. Untuk yang baik2nya, cukup kami orangtua nya aja yang bersyukur dalam hati ya. Di sisi lain, Kinan juga punya sifat/sikap yang perlu banget dirubah dan diasah. Sepenilaian saya sebagai ibunya, Kinan belum pintar mengendalikan emosi, berbagai emosi ya. Baik ataupun buruk. Kok baik? Iya, bahkan disaat dia lagi senang atau dipuji, dia bisa salah tingkah dan berubah. Kalo yang buruk sih gak usah ditanya ya, emosi buruk gimana sih. Yang masih suka marah, enggan berbagi, dll.

Kalo di screening, banyak hal yang mungkin jadi pemicu. Blaming terparah saya dan suami itu adalah flashback ketika Kinan masih umur 1 tahunan pernah jatoh dari ketinggian cukup tinggi, dan mengakibatkan ada bagian kepala nya jadi "emoy" (apa ya bahasa enaknya? ngerti kan?). Ini hanya satu hal yang bisa aja jadi pemicu bisa juga gak. Saya khawatir ada efek yang mempengaruhi kesinkronan indera nya sehingga Kinan punya kecendrungan seperti sekarang (untuk hal buruk), ngaruh gak sih?? Tapi banyak juga diluaran sana anak yang seperti Kinan ya, mudah2an gak ada pengaruhnya efek jatuh tadi ya. Alias hanya sesuatu yang pasti bisa dirubah. (ibunya kadang suka pesimis sama anak sendiri. jangan ditiru!)

Tapi, selain itu juga ada faktor eksternal, yaitu orangtuanya yang mungkin secara sengaja/tidak sengaja menyontohkan hal tidak baik (biasanya sih ini kalo kita nya juga dalam kondisi emosi). Atau faktor tontonan? bisa jadi. Karena Kinan bukan anak yang saya bebaskan TV, hanya dibatasi dan diberi aturan (versi saya). Kalo gadget, saya masih gak yakin itu pengaruh utama, karena Kami khususnya saya, agak membatasi perihal gadget. Tidak free gadget sama sekali sih setiap harinya. Apalagi saat crancky, gadget andalan kami bingits. wkwk. Pembenarannya mah, yaudah gapapa lah, yang penting pas lagi mood nya bagus dia gak nyariin gadget mulu. hehe.

Jujur ya, kadang suka iri sama orangtua khususnya ibu yang bisa kontrol emosi atau selalu berafirmasi positif di kehidupan motherhood nya. Kok saya susah sih? padahal saya tipikal pendiam, bukan yang ekspresif di hal lain. Kenapa gak kebawa juga ya di motherhood saya. Hmmm aneh. Sampai ada yang berucap, kok yang biasanya kalem, sama anak bringas banget. Heeuu kalo udah gini, nyesek tapi bingung jelasinnya. Sempet parno apa saya kena semacam syndrom sesuatu yang disebabkan karna stress dengan ritme ibu yang stay dirumah?

Sempet loh sebelum Kami memutuskan untuk menyekolahkan Kinan di playgroup, hampir 2hari sekali siang hari saya absen di mall. Tujuan utama biar anak bisa main di playground mall, sambil makan siang. Yang penting keluar rumah. Tapi agak berkurang semenjak sekolah, karena mulai berpikir efisiensi tenaga dan dana juga.

Saat saya menulis ini, kondisinya sedang menuju bulan siaga lahiran anak ke-2 Kami. Alhamdulillah. Sempat mencari celah, apa mungkin rasa jenuh ini salah satunya karena saya juga lagi hamil sambil mengurus toddler? si Kakak juga jadi berubah lebih moody-an. Tantangan banget emang sih di semester ke2 tahun 2017 ini.

Kayaknya emang 2018 saya harus lebih bisa menata hati menjadi seorang ibu atas 1 toddler dan menuju 1 baby nanti. Tugas lebih berat menanti. Mungkin kadar kedekatan saya dengan Allah SWT juga perlu dikaji lagi. Dan pelampiasan dengan cara menulis (dengan kejujuran) juga dibutuhkan sepertinya. Bismillah, beberapa jam lagi tahun berganti. Semoga menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Wassalamualaikum wr wb..

Monday, October 12, 2015

Motherhood is a Heart Work

Assalamualaikum wr wb..

Beberapa hari lalu liat postingan dari indonesiamontessori.com tentang profile Bunda Fathan. Ibu yang juga seorang dokter dan istri dari seorang navy. Selain harus menjalankan tugas sebagai dokter dengan jadwal kerja yang shift2an, juga pastinya kegiatan2 sebagai istri navy. Tapi Bunda Fathan ini masih selalu menyempatkan diri siapin dan dampingin kegiatan bermain anak dirumah. Hebat! Salut!

Apa yang bikin saya tertarik dari artikel ulasan itu? Quote yang jadi title postingan kali ini jawabannya.

Ya. Motherhood is a heart work. Rasanya baru kali ini saya nemuin quote sakti dan makjleb. Hehehe. Jadi seorang ibu itu pekerjaan hati. Emosional seorang ibu adalah salah satu bekal dalam urus anak. Emosional disini bisa senang, sedih, terharu, kesel, sayang, dll. Pasti setiap hari nya bergantian aja tuh segala macam bentuk emosi saat mengurus anak. Jaga emosi agar tetap on the track pasti ga mudah. Jujur, saya sendiri juga suka kesel dan bete kalo liat kinan lagi tantrum. Apalagi kalo cuma berdua. Serba salah. Ditinggal sebentar kasian, didiemin nangis apalagi. Atau saya nya yang lagi tantrum. Hehehe. Kadang kan wanita suka moodswing ya, apa aja lah sebabnya bisa macem2. Biasanya kalo lagi ada ayahnya, dan mood saya lagi ga karuan, saya coba utarain ke ayahnya dan minta waktu sendirian dulu di kamar untuk me time. Bisa nonton tv, nonton dvd, bahkan minta waktu nyalon sendirian, dll. Cara itu lumayan ampuh bikin mood kembali normal. Anak gak liat kita uring2an. Dan anak juga ga ngerasa dicuekin karna ada ayahnya yang gantian temenin main.

Selain quote tadi, statement yang saya suka dari Bunda Fathan ini adalah dengan bilang kalau semua ibu adalah fulltime mother. Ya masa ada ibu halftime mother (?) Iya juga ya. Hahahaha. Apapun pekerjaannya, mau dokter, karyawan, guru, perawat, dll, pastinya itu semua hanya pekerjaan sampingan. Karena pekerjaan utama mereka adalah sebagai "Ibu". Deuh terharu bacanya. Ada juga seorang ibu open-minded yang mengutarakan itu dan saling menguatkan. Terlepas dari apapun rencana saya kedepannya, saya tetap berusaha gak mau mendiskreditkan siapapun. Dan bersyukur akan menjadi ibu yang pernah merasakan kedua tipe itu nantinya. Jika Allah menghendaki. Semoga bermanfaat untuk bekal ilmu yang saya ajarkan ke anak2 kelak.

Udah ah bahas beginian terus. Never ending problem!

Ohiya, belakangan saya lagi sering bikin kegiatan bermain seru dan mengedukasi buat Kinan. Terinspirasi dari IG nya @indonesiamontessori dan beberapa praktisi homeschool, rasanya ingin sekali saya terapin itu semua ke Kinan. Khususnya di masa usia dini (under 6y), mulai preschool nanti (over 3y). Tapi, jalanin homeschool pasti gak semudah teori yang saya baca. Masih suka goyah. Sekarang sih lagi tahap kumpulin info2 dan jadwal kegiatan homeschool usia dini. Sambil sosialisasiin ke keluarga. Itu lumayan jadi peer juga, karena belum pernah ada yang menerapkan, baik di keluarga saya ataupun suami. Supaya fair, saya juga tetap review sekolah2 paud sampai TK yang direkomendasikan di Bekasi. Well, at the end, lihat nanti aja deh. Saya mau fokus konsisten bikin kegiatan bermain Kinan dulu aja dirumah. Lagi semangat2nya karena banyak inspirasi dari para ibu2 lainnya juga. Happy mommy! Happy kid!

Wassalamualaikum wr wb..

Saturday, September 26, 2015

Apa sih Sekolah Bayi (?)

Assalamualaikum wr wb..

Akhirnya mempercepat postingan tentang sekolahnya Kinan. Awalnya mau bikin rangkuman dari pengalaman kegiatannya Kinan di sekolah setelah melewati term 6 bulan ini. Kenapa dipercepat? Karena banyak pertanyaan yang diajukan ke kami tentang keputusan memasukkan Kinan ke sekolah bayi.

Kok anak baru 14 bulan udah dimasukkin sekolah? Kasian kali capek. (Waktu join umur Kinan masih 14 bulan).

Sekolah bayi tuh apa sih? belajar di kelas gitu? Emang udah bisa?

Sekolah bayi tuh kayak klinik tumbuh kembang anak gitu ya?

Mau stimulasi doang sampe disekolahin? Ibunya males dan gak kreatif nih.

Dan beberapa pertanyaan-pertanyaan lainnya. Ada yang mensupport. Ada yang menjudge. Ada yang netral. That's life!

Ok. Saya akan coba jawab dan jelaskan satu persatu dari perwakilan pertanyaan tadi. Ohiya, niat disini bukan mau ngebales nyinyiran orang2 ya. Iseng aja pengen ada bahan tulisan :D Gak deng. Saya emang mau meluruskan siapa tau malah selanjutnya terinspirasi. Siapa tau. Hehehe.

Sekolah bayi itu sebenernya lebih dikenal dengan baby gym. Mungkin urutannya itu baby gym - preschool - kindergarten - elementary, dst. Isinya ngapain aja? Main dan olahraga. Tok! Gak ada tuh belajar di kelas duduk dengerin guru. Yakaaaliiii. Belom bisa juga anaknya. Emaknya gak keliatan dari pandangan aja udah nangis. Biasanya baby gym dimulai dari umur 6 bulan. Jadi, kalo kinan masuk di 14 bulan, gak kecepetan dongggg. Hehehe. Kegiatannya banyak dan selalu didampingi orangtuanya di dalam kelas.

Gak ada keharusan atau punishment kalo anaknya gamau masuk kelas. Suka2 orangtua dan anaknya aja. Kalo kinan sih masih sering bolos dan gak full-in jatah kelas nya. Karna selain ayah ibu bisanya weekend doang, udah gitu kalo pas kinan ngantuk atau minta nenen, ya diutamain itu dulu. Kalo gak? Pernah nyoba sayaahh. Dan cukup sekali aja. Sebenernya saya yang gak peka, habis kelas berenang kinan sebenernya ngantuk, tapi ayahnya excited mau temenin masuk kelas karna baru pertama kali dampingin, biasanya saya. Ehhhhhh cranky abis dong anaknyaaaa. Udah coba gantian sama saya juga teuteup. Yowes kita ke nurseryroom. Baru beberapa menit anaknya langsung puless lesss. Dont wanna try this at twice! Jadiii, insya Allah kinan gak akan capek yang dipaksa saat berkegiatan di sekolah ini. Kalo capek setelah aktivitas mah wajar yaaa. Kalo anak kecil lg main di playground juga bs bikin capek kan? Ya sejenis itu aja cuma terjadwal.

Agak aneh sih sama yang menilai memfasilitasi kegiatan bermain dibilang ibunya males? Gak tau aja sih, kalo selama di kelas anak itu harus didampingin orangtuanya. Dan itu lebih capek dibanding anaknya kali. Bahkan mungkin lebih capek dibanding yang dampingin main sambil duduk doang. Kalo soal gak kreatif sih, masa orang gak kreatif disalahin. Kreatif itu subjektif. Kalo emang gak bisa, ya gabisa. Beda sama males atau rajin. Makanya, yang gak kreatif butuh fasilitator. IMO. Kalo ada ibu yang menyanggupi bisa maksimal mendampingi dan jadi mediator anaknya sendirian ya keren. Hebat. Salut!

Babygym beda banget dan bukan klinik tumbuh kembang. Yang saya tau. Baby gym itu sekolah non formal utk bayi yang bs menjadi fasilitator untuk semakin bugar, happy, semakin terasah motoriknya, dan terstimulasi. Ohiya satu lagi, tempat bayi belajar sosialisasi. Lagian, kalo buat kami, kegiatan kinan di sekolah bayi ini jadi salah satu kegiatan luar rumah yang kami sediakan. Kalo didalem rumah, tanggungjawab utamanya ada di saya sebagai ibu. Dan saya sampai detik ini selalu berusaha dampingin dan menyediakan kegiatan main bermanfaat di dalam rumah. Semoga konsisten!

Sudah hampir 2 bulan ini, Kinan join rockstar gym di kokas. Di level kelasnya kinan (1-2y), kegiatan yang dilakukan itu ada baby dance, baby jam, gymnastic, baby yoga dan swim. Saya akan buat satu postingan khusus bahas tentang kegiatan kinan di rockstar. Mungkin nanti mendekati akhir 6 bulan.

Semoga postingan saya kali ini bisa memberikan gambaran bagi para mommies tentang sekolah bayi. Tidak. Para bayi itu tidak disiksa disitu. Justru mereka super happy yang saya lihat. Semoga kinan pun begitu. Coba aja deh trial di salah satu babygym yang ada. Biar gak nebak2. Hehehe. Ini salah bentuk ikhtiar kami sebagai orangtua utk memberikan yang terbaik buat anak versi kami. We have our own parenting-policy! Bismillah...

Wassalamualaikum wr wb..

Tuesday, September 15, 2015

Kinan, nowadays ❤

Assalamualaikum wr wb..

Seperti gak ada habisnya kalo bahas si tangtingtung. Salah satu panggilan sayang dari ayahnya. Aneh ya. Iya :D

Bicara soal perkembangan anak, IMO, semua ibu kayaknya pernah deh secara gak sengaja bandingin anak sendiri sama yang lain. Walaupun tujuannya hanya untuk cek perkembangan anak kita udah sampe mana. Mungkin itu realisasi konkrit dari metode screening perkembangan anak. Karena di panduan screening perkembangan anak biasanya dikasih tau range umur sekian seharusnya sudah bisa ini itu, lalu anak kita sudah ada dimana. Kalau masih di bawah kebiasaan umurnya, dianjurkan melakukan stimulasi2 khusus. Good to read and identify! Googling aja screening perkembangan anak. Open minded tapi ya baca nya. Hehehehe.

Kinan sekarang sudah 15 bulan. Alhamdulillah, kinan sudah bisa jalan. Gigi nya ada 8 (4 atas 4 bawah). Tapi, kinan sudah punya gigi 8 kurang dari setahun seinget saya. Jadi sampai sekarang ini belum ada gigi tumbuh lagi. Padahal kalo liat gusinya udah sering kayak bengkak dan ada bercak2 putih tapi gak muncul2 tuh gigi yang lain. Kinan rambutnya masih belom lebat. Padahal sering saya kasih minyak kuikui itu loh yang kata testimoni di instagram sukses menyuburkan rambut anak2nya. Entah kenapa gak mempan di Kinan apa mitos itu benar kalo hamil suka pedes anaknya rambutnya gak lebat. Hahahaha yaudah lah, nanti mau dijilbabin juga kan. Pusing amat. Tsaaahhh (kinan anak sholehah, aamiin).

Dari segi karakter, sejauh ini Kinan lagi masuk fase cepet ngambek, gak mau kalah, gak bisa dilarang dan sensitif. Sempet berpikir apa ada yang salah ya sama pola asuh kita. Kok kinan kalo dilarang sesuatu bisa sampe nangis drama banget atau bahkan teriak. Awalnya saya tipe malas baca, karena saya malas bayangin kalo apa yang saya baca hasilnya bikin deg2kan. Tapi, makin kesini saya paksa diri harus baca apa yang harus saya lakukan dengan anak tipe begini begitu. Di umur 1-2y memang anak banyak yang mulai selfish, karena anak baru mulai sadar lingkungan dan sosialisasi. Dia akan menemukan hal2 dan lawan bicara yang lebih banyak. Dan gak semua bersedia menuruti kemauannya. Terutama anak sepantarannya. Hal paling sering terjadi adalah rebutan mainan. Ketika pendampingnya memberitahu kalo mainan ini bukan miliknya atau mainan ini harus berbagi, anak akan bereaksi. Ada yang bisa langsung menerima, ada yang malah berpikir dia tidak didukung. Hasilnya bisa sensitif kayak kinan contohnya.

Solusinya?

Pertama, saya harus belajar menerima apa adanya. Dengan menerima, saya jadi lebih fokus ke solusi gimana merubah karakter anak menjadi yang lebih baik. Bukan fokus ke kenapa anak saya begini begitu. Kedua, saya intropeksi diri sendiri. Ungkapan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, itu ada benarnya. Siapa tau anak begitu karena orangtuanya begini. Ketiga, saya harus belajar konsisten. Ini yang susah sih. Kadang cepet luluh sama tangisan anak. Harusnya saya lebih bisa terapin sejak dini mana yang boleh mana yang tidak. Keempat, meningkatkan kerjasama dengan orang2 terdekat yang sering bertemu sama Kinan. Saya berusaha selalu share info yang saya baca soal menangani anak begini begitu. Dengan harapan, siapapun yang lagi menghadapi kinan bisa menyikapinya seperti apa yang saya baca.

Yahhh semua yang saya paparkan disini basicnya memang teori. Gak semua bisa sukses saya lakukan. Banyak hambatan.

Disamping itu, alhamdulillah kinan tumbuh jadi anak yang cukup cepat beradaptasi khususnya kalo ada anak2 balita juga di tempat itu. Kinan cukup percaya diri walopun liat2 orang sekitarnya dulu sih. Kinan suka joget dan berenang. Lagi fasenya banyak meniru gerakan orang lain juga.

Motherhood is amazing lah pokoknya! Just share and care ya mommies

Wassalamualaikum wr wb..

Wednesday, August 26, 2015

Ulang Tahun ke-1 Kinan (Flashback)

Assalamualaikum wr wb..

Tanggal 7 Juni 2015 lalu, Almira Kinanti Adyaputri, genap 1 tahun. Judulnya juga adyajourney ya, jadi momen 1 tahunnya Kinan adalah satu momen penting dalam bahtera parenting Kami. Tsaaahhhhh :D

Alhamdulillah, sekarang kinan sudah 1 tahun 3 bulan. Doakan kinan sehat terus yaaaa. Aamiin.. *lanjutttt*

Sebagai mahmud abas (mamah muda anak baru satu), menjelang momen 1 tahunnya Kinan, saya cukup heboh mikirin apa yang akan kita lakukan di tanggal 7 Juni itu. Diskusi dengan suami saya yang orangnya gak kreatif untuk urusan begituan, cuma sering dibales "yaudah terserah kamu aja gimana baiknya" heuhhh! Yowess akhirnya saya bikin beberapa perbandingan dari segi budget, keribetan dan manfaat.

Setelah melalui beberapa review dan survey, akhirnya kita memutuskan untuk adain syukuran bareng temen2 di panti asuhan yang lokasinya gak jauh dari rumah. Dengan harapan, momen tahun pertama ini bisa keinget terus sama Kinan dan menumbuhkan kesadaran untuk selalu berbagi. Untuk urusan acara dan makan minum nya, Kami percayakan kepada Mc Donald. Mereka punya paket ulang tahun anak outdoor yang mempermudah orangtua kalo mau adain ultah anaknya pake McD tapi lokasinya bukan di outlet McD. Dari paketannya itu, kita udah dapet cukup komplit kebutuhan acara, yaitu:
1. Makan dan minum sesuai pilihan
2. MC
3. Topi dan balon anak-anak
4. Hadiah games
5. Undangan
6. Kado kecil untuk yang ulangtahun (Kinan dapet tas kecil McD)
7. Souvenir untuk anak-anak sesuai pilihan (saya pilih tempat makan bentuk burger).

Untuk kue tart, McD juga menyediakan tawaran kue tart rekanan via McD. Yang bikin saya akhirnya jadi pesen disini juga adalah kue nya bisa langsung dibawa sama tim McD yang dateng ke panti. Enak banget kan! Tema kue tart yang saya pilih adalah princess pink.

Tiba di hari H, semua keluarga inti Kami alhamdulillah bisa hadir di panti. Memang sengaja undang keluarga inti aja, karena venue nya juga gak terlalu besar, takut merepotkan ibu pantinya juga.

Dimulai dengan doa dari bapak panti dan perwakilan keluarga, lanjut acara games dari MC dan ramah tamah. Kinan keliatan enjoy banget main sama kakak-kakak disana. Alhamdulillah, semoga Kinan kelak selalu ringan kaki untuk selalu bisa silaturahim sama teman-teman disana ya sayang.

Wassalamualaikum wr wb..

Wednesday, August 19, 2015

Happy Working Mom!

Assalamualaikum wr wb..

Disini saya tidak akan membahas tentang issue mainstream masa kini untuk para ibu. Tapi, saya lebih tertarik membahas apa yang sedang saya jalani sekarang, sebagai working mom.

Working mom itu apa sih?
Kalau menurut saya pribadi, working mom itu adalah seorang ibu yang punya tugas super banyak. Selain harus menyelesaikan tanggungjawab pekerjaan di kantor, working mom juga harus bisa atur waktu sedemikian rupa agar waktu tatap muka yang hilang, bisa diredam dengan mengetahui kondisi anak secara berkala. Kenapa diredam? Karena saya tidak suka pakai kata tergantikan. Selain itu, saat dirumah juga harus bisa menjadi ibu pintar yang memanfaatkan waktu singkat untuk kualitas maksimal dengan anak. Haahhh, pusing sekali jadi working mom ini!


Yaiyalahhh, terus happy gak tuh wanita begitu? Tergantung.......

Tergantung dari sudut mana dia bersyukur!

Klise yah bawa-bawa bersyukur? Bangetttt. Tapi, ya memang itu kuncinya sih. Banyak alasan pasti untuk seorang ibu memutuskan jadi working mom. Dari A ke Z. Gak bisa dipukul rata. Dan gausah kepo juga atau bahkan nebak-nebak. Awal menjadi working mom saya sering bayangin kayaknya enakan jadi stay at home mom. Tapi, makin kesini saya jadi berpikir, ada gak ya stay at home mom yang begitu juga? Ada sih kayaknya. Kalangan stay at home mom yang kurang bersyukur. Nahhh! Balik lagi kan dengan rasa syukur.

Saya bersyukur jadi working mom yang bisa sukses kasih asi exclusive. Saya bersyukur bukan jadi kalangan ibu yang anaknya lebih sedih ditinggal mbak. Saya bersyukur punya keluarga yang bisa bikin tenang saat bekerja. Saya bersyukur punya anak yang bisa diajak kerjasama walaupun kadang drama. Dan rasa syukur lainnya yang gak bisa disebutkan satu-satu.

Ada yang sependapat dengan saya gak ya? Mau working mom atau stay at home mom, keduanya punya tugas yang super berat. Gak ada yang diatasnya atau dibawahnya. Tapi, saya super setuju kodrat ibu harusnya punya waktu lebih banyak untuk anak. Dan untuk hal itu saya masih menang dari ayahnya kinan. Hehehe secara yaaa sering ditinggal dinas dan lembur suami :( tuhh kan gak bersyukur lagi jadi istri!

Jadi begini, saya itu working mom yang sampai sekarang belum dianugerahi pengasuh anak yang bisa dipercaya, bisa bikin tenang kerja dan cocok sama kinan. Dari awal lahir, kinan udah gonta ganti pengasuh sebanyak 4x. Dengan kondisi gak pernah full di handle pengasuh padahal, masih ada saya yang cuti 6bulan dan mama saya yang selalu pantau. Alhamdulillah nya orangtua saya bersedia dengan senang hati menjaga kinan selama saya kerja. Rutinitas kami memang masih melelahkan tapi kami teamwork yang cukup hebat! Yahh Alhamdulillah sampai hari ini semua masih berjalan dengan lancar.

Insya Allah, one day, this condition is gonna be change! ✌

Bohong lah kalo working mom gak pernah drama. Kalo saya sih bukan pernah lagi tapi sering. Bahkan hampir setiap pagi saat mau pamitan sama anak. Rasanya mau bawa aja anaknya, atau saya stay dirumah aja. Biasanya sih drama nya pas mau berangkat doang. Sampai kantor dan tau anaknya lagi main2 aja juga happy lagi.

Life is choice. Nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan?

Ok, penutup postingan kali ini, saya berharap kami sekeluarga diberi kekuatan dan keikhlasan jalani semua konsekuensi ini. Dan buat semua working mom diluar sana, make your day happier than other's talk! Because, you deserve it! Alhamdulillah ala kulli haal ☺

Wassalamualaikum wr wb..

Tuesday, August 18, 2015

Motherhood cs Parenthood!

Assalamualaikum wr wb..

Motherhood is a dream. It is absolutely amazing (JS).

Betul sekali! menjadi seorang ibu adalah salah satu mimpi hidup saya yang menjadi kenyataan. Alhamdulillah Allah SWT memberikan kepercayaan itu lebih cepat dari yang Kami bayangkan. Setelah Kinan lahir, banyak perubahan yang terjadi di hidup saya pastinya. Dari mulai, prioritas yang berubah, waktu luang dan cita-cita. 

Begitu lihat Kinan pertama kali masuk ke dalam ruang perawatan saya setelah melahirkan, kemudian momen menyusui yang dilakukan dengan penuh drama di awal, lalu melihat Kinan makin hari makin menunjukkan perkembangan yang menakjubkan. 

Ternyata sulit menjadi seorang ibu, banyak penyesuaian yang terkadang bikin kita sedih dan kesel sama diri sendiri. Gak jarang saya sering bete atau nangis kalo liat Kinan nangis terus. Bete kok anak sendiri gak bisa diem di tangan ibu nya, sedih gak bisa tau mau nya anak apaan sih. Up and down deh perasaan jadi seorang ibu. Tapi ya semua itu gak kebayar dengan lihat Kinan sehat, ceria dan tumbuh jadi anak yang selalu bikin takjub. Alhamdulillahhhh.

Selain motherhood, yang gak kalah ajaib ya parenthood. Kerjasama ayah dan ibu dalam mengurus anak. Super penting! Untungnya suami saya partner yang cukup bisa diandalkan dalam mengurus anak. Ya sama-sama belajar dan melengkapi lah ya. Tantangan paling besar di dunia parenthood menurut saya itu adalah menyatukan dua visi misi dan pandangan kita dalam mendidik dan membesarkan anak. Pastinya orangtua punya kebiasaan masing-masing yang sudah dilewati dari kecil. Dan pasti dua-dua nya berpikir mau menerapkan itu ke anak kalau itu hasilnya baik. Kalau saya dan suami sih sering tuh selisih pendapat soal beginian. Akhirnya kadang jadi mengikuti salah satu, atau kita cari media lain misalnya browsing yang common diterapkan untuk anak sekarang lebih baiknya gimana. Parenthood is new challenge!

Ohiya, Kinan sekarang sudah 14bulan. Alhamdulillah, Kinan sudah bisa jalan. Giginya sudah ada 8, dan belum nambah lagi padahal  udah agak lama dari terakhir tumbuh. Ibu nya masih gemes nungguin rambutnya lebat dan bisa di kuncir lucu. Tapi kayaknya Kinan tomboy nih, habisnya lebih tertarik main mobil-mobilan dibanding boneka. Tapi untungnya seneng main masak-masakan :D
Btw, ini pertama kali posting dari apps blog hp. Nyaman juga yah nulisnya. Selama ini suka gak jadi nulis karna mesti di laptop, ribet jadi bikin males. *yang gaptek yang gaptek* hehehehe.

Wassalamualaikum wr wb..

Thursday, January 15, 2015

Resolusi 2015

Assalamualaikum wr wb

Blogwalking ke beberapa blogger idola saya, mayoritas isinya resolusi di tahun 2015 ini. Well, kalo bicara tentang resolusi, kayaknya masih ada aja resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum tercapai dengan baik. Wajar lah ya, namanya juga manusia bisa nya hanya berencana tapi Allah SWT yang berkehendak dan menentukan. 

Resolusi terbaru yang paling utama di tahun ini semuanya berkaitan dengan Kinanti. Saya harus semakin bisa dan belajar menjadi ibu sekaligus sahabat yang terbaik untuk Kinan dan adik-adiknya nanti (aamiin). Apalagi sekarang saya adalah working mom, tantangan pencapaian resolusi ini pasti lebih banyak lagi. Semoga Allah selalu memudahkan urusan saya dan keluarga :)

Saya punya resolusi terbesar setelah menikah dan punya anak, pertama pastinya membesarkan anak saya dengan sebaik mungkin, kedua pengen lebih baik lagi mengurus keuangan keluarga. Supaya target checklist resolusi finansial Kami semakin baik, AAMIIN!

Self reminder di meja kantor saya :)
Mengenai resolusi ibadah, sedih rasanya kalau inget-inget masih jauh dari kata baik. Masih perlu belajar dan mengkaji. Alhamdulillah punya suami yang pengetahuan agama nya lebih baik dari saya (menurut saya), jadi sering dapat masukan yang saya kurang paham atau lupa. Cara berbusana dan berhijab juga jadi catatan penting untuk saya selalu intropeksi dan berubah sesuai seharusnya. Walau kadang masih suka bandel :D

Nah, lagi semangat nih posting-posting lagi. Mudah-mudahan bisa selalu semangat share sesuatu yang (mungkin) bisa menjadi inspirasi dan manfaat.

Wassalamualaikum wr wb.

Thursday, January 1, 2015

Happy New Year 2015 (Flashback part 1 - The birth of Kinanti)

Assalamualaikum wr wb..

Long time no post....

Alhamdulillah, muncul kembali hasrat menulis yang sering tertunda karena banyak alasan yang sangat banyak (red: malas). hehehe. Di tahun baru 2015 ini mudah-mudahan kita semua selalu diberi kesehatan, kebahagiaan, kesejahteraan, kelancaran dan perlindungan dari Allah SWT. Tahun 2014 kemarin, banyak sekali momen-momen dahsyat yang terjadi di hidup saya. Paling menakjubkan adalah saat lahirnya anak pertama Kami hari sabtu tanggal 7 Juni 2014. Boleh ya saya flashback dulu :)

Sabtu pagi sehabis solat subuh, saya mulai merasakan ada yang aneh ketika habis dari kamar mandi. Muncul tanda-tanda yang suka dibilang oleh mama saya. Sebenernya saya agak ragu apa benar ini air ketuban. Tapi kok gak ada rasa apa-apa di perut saya (kontraksi). Mama bilang, coba tunggu sampai jam 9-an, keluar lagi atau gak, dipantau jaraknya. Ternyata sampai jam 9 keluar lagi tapi gak banyak. Akhirnya Kami putuskan untuk periksa ke dokter kandungan di RS Haji Jakarta. Perjalanan kesana sekitar 1 jam, karena hari sabtu daerah pondok gede macetnya tau lah ya kayak apa. Sampai disana sekitar jam 11 lewat, langsung diarahkan oleh dokter kandungan ke ruang bersalin untuk pemeriksaan dalam dan tes CTG. 

Setelah tes CTG, tes darah, pemeriksaan dalam, observasi alami dan infus. Akhirnya tim dokter menyarankan untuk tindakan operasi caesar, karena ketuban sudah pecah duluan, tidak ada kontraksi sama sekali dan posisi bayi terhalang oleh ari-ari. Pertama yang diberi tau suster bahwa saya harus caesar adalah suami saya (yang sedang menunggu di ruang tunggu ruang bersalin), dia langsung bbm saya bilang "sabar ya, ini pasti yang terbaik, aman insya Allah". saya bingung kok tiba-tiba bbm seperti itu, karena suster belum balik ke ruang saya. Selang beberapa menit, suster datang dan infokan bahwa saya dijadwalkan operasi jam 5, menunggu 2 kantong darah untuk transfusi karena HB saya rendah. Saya belum deg-degkan sama sekali, masih santai, pikirannya masih wah alhamdulillah bentar lagi ketemu anak. 

Sekitar jam setengah 5 sore, saya sudah siap-siap dibawa ke ruangan operasi. Di depan ruang operasi sudah ada suami, mertua dan adik ipar saya. Mama dan papa saya masih di perjalanan menuju ke rumah sakit. Setelah ganti kostum operasi, deg-degkan itu baru muncul, duh banyak-banyak dzikir aja saya bisanya. 

Alhamdulillah operasi dimulai jam 5 sore dan berjalan lancar. Tepat jam 5 lebih 9 menit, anak saya lahir, perempuan dengan berat 3.4kg dan panjang 49cm. Ternyata keluarin anaknya cepet, tapi bedah ibu nya yang lama ya. Saya baru selesai di operasi sekitar jam 5.45 sore. Dari ruang operasi menuju ruang transit pemulihan sampai sekitar jam 8 malam. Disitu, saya baru bertemu semua keluarga saya yang sudah menunggu di depan ruangan operasi. Masuk ruang perawatan sekitar jam 9 malam. Sudah berkumpul beberapa keluarga yang lain. Sekitar jam 10 malam, anak saya dibawah ke ruang perawatan, alhamdulillah anak saya bisa room-in dengan saya selama di rumah sakit.

Almira Kinanti Adyaputri (Kinan)
(Putri dari aditta dan aditya, yang insyaAllah kelak seperti seorang ratu cantik yang baik hati dan dinanti-nanti)
Selama di rumah sakit, ada mama dan suami saya yang standby di kamar menemani saya. Kendala terbesar saat itu adalah ASI saya belum keluar, masih tetesan doang, sedangkan anak saya reflek menghisapnya udah jago sekali. Sedih campur panik. Tapi, alhamdulillah berkat dukungan suami, orangtua dan dokter, saya tetap menyusui langsung, walaupun anak saya jadi rewel sekali setiap malam, mungkin karena haus. Dengan bekal informasi bahwa bayi yang baru lahir bisa bertahan 72 jam setelah lahir tanpa meminum apapun, dan yakin ASI saya akan semakin banyak.

Semakin lama, Alhamdulillah ASI saya semakin deras dan berhasil ASI Exclusive 6 bulan. Bener-bener deh kekuatan pikiran mempengaruhi banget. Bersyukur lah bagi perempuan yang langsung dikasih kelancaran dalam menyusui ASI. tapi, jangan kecil hati bagi perempuan yang belum bisa memberikan ASI exclusive 6 bulan ke anaknya. Apapun cara yang diberikan, pasti sudah dengan pertimbangan dan yang terbaik untuk anak tercinta. 

Wassalamualaikum wr wb :)

Tuesday, January 21, 2014

Newyear, Newlife, Newhope, Newspirit!

Assalamualaikum Wr Wb..

Alhamdulillah 2013 sudah terlewati dengan banyak hal-hal penting, menarik dan wow dalam hidup saya. Mudah-mudahan ditahun-tahun berikutnya saya bisa lebih bersyukur, selalu diberi dan memberi lebih banyak lagi kebahagiaan dari dan untuk orang-orang dihidup saya. Agak mainstream sih sebenernya postingan review apa yang telah terjadi di tahun yang sudah lewat, tapiiii 2013 adalah salah satu tahun yang super wow karena ada banyak momen-momen berharga yang membawa saya ke fase hidup selanjutnya. Hehehehe :D

1. Skripsi & Sidang

Normalnya sih saya harusnya ikut wisuda di bulan November tahun 2012. Tapi, ya alasan klise namanya juga kuliah sambil kerja, suka gak fokus. Akhirnya saya perpanjang 1 semester lagi di 2013. Kalo hitungan semester, saya cuma perpanjang 1 semester, tapi kalo hitungan bulan sepertinya hampir 1 tahun skripsi saya baru bisa selesai. Agak-agak drama banget emang, 3 kali ganti judul, 2 kali ganti dosen pembimbing. Tapi ya kayaknya saya ini tipe orang yang harus di-push akan satu hal baru semangat ngerjain sesuatu. Hehehe.

Akhirnya saya bisa daftar sidang di minggu-minggu terakhir periode pendaftaran saat itu. Alhamdulillah masih diterima. Setelah 3 minggu baru dapet jadwal sidang. Sekitar pertengahan bulan Juli, saya dipanggil untuk sidang. Skripsi saya akuntansi banget, padahal keseharian saya dikantor dikelilingin dengan pajak. Hmmm lebih tepatnya menjurus statistik sih skripsi saya. Jadi, bener-bener mesti pelajarin hasil penelitian banget. Mabok dan lumayan stress juga sih saat itu. Karna pada saat jadwal sidang kira-kira H-1,5bulan menuju pernikahan saya. Kebayang kan pusingnya kayak apa @_@.

2. Pernikahan

Alhamdulillah, setelah resmi dapet gelar Sarjana Ekonomi (SE), akhirnya saya bisa fokus ke pernikahan. Memang klise banget sih impiannya, nikah kalo udah jadi Sarjana. Allah maha baik, dibalik segala kesulitan yang saya lewati untuk meraih gelar sarjana ini, akhirnya disaat kata Allah sudah waktunya, ya waktunya. Lancar dan banyak kebahagiaan setelahnya. 

Begitupun pernikahan saya, dari lamaran sampai nikah, kira-kira jeda waktunya 8 bulan. Memang mundur dari rencana saat lamaran yaitu pertengahan tahun sebelum puasa. Tapi, Allah punya kehendak lain, saya belum sarjana dan gedung yang kita sreg pun belum dapet. Eh, dikasih sama Allah tanggal cantik banget, hari ulang tahun saya, 1 September 2013. Kita memang pacaran udah lumayan lama, tapi setelah nikah berasa seperti baru kenal aja gitu. Bener-bener bangun perasaan dari awal. Alhamdulillah semua menyenangkan. Allah maha baik :)
 
3. Bulan madu

Kenapa Bali jadi pilihan destinasi bulan madu kami ? Karenaaaa, saya belum pernah ke Bali sebelumnya. Hehehehe. Pas diajak suami untuk honeymoon di Bali, langsung mau bangetttt. Kebetulan suami sudah pernah kesana, jadi disana gak buta-buta banget. Kita berangkat dari CGK hari senin 2 September. Sehari setelah acara nikahan. Pulang dari Bali hari jumat 6 September. Alhamdulillah disana seruuu. Kita sengaja nginep di 2 tempat, Seminyak & Kuta. Supaya langsung ngerasain 2 suasana nginep di 2 daerah yang beda. Padahal sih gak beda jauh juga. Hehehehe. Pokoknya seru jalan-jalan disana, romantis, hepi-hepi. InsyaAllah jadi awal momen kebahagiaan kami setelah menikah dan seterusnya.
 
4. Hamil

Sebelum solat subuh, kalo gak salah hari Sabtu 12 Oktober 2013, saya sengaja cobain tespack yang kita beli malamnya. Karna hari itu, terhitung sudah telat haid 1minggu. Setelah solat subuh, Kita cek ke kamar mandi dan ternyataaaaaaa tespacknya muncul 2 garis lumayan jelas. Alhamdulillah. Saat itu juga, suami langsung balik lagi ke sajadah yang belum dia lipet, untuk sujud syukur. Saya dibelakangnya ikutan nangis terharu. Iya, suami saya emang pengen banget segera punya anak. Alhamdulillah Allah langsung kasih kepercayaan saya untuk hamil dan insyaAllah sampai melahirkan nanti. AAMIIN.

Saat tulis postingan ini, kandungan saya sudah menginjak 21w. Badan belum membesar banget, perut doang yang udah maju. Semoga calon anak kami nanti jadi anak yang sholeh/sholehah, sehat selalu, pintar dan membanggakan orangtua. Mohon doanya supaya saya bisa melewati masa kehamilan ini dengan baik dan dilanjutkan dengan proses kelahiran yang lancar. AAMIIN! :)


Maka, nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan, Aditta! :)
Tahun 2013, momen-momen berharga, membahagiakan dan dibahagiakan orang-orang terdekat. Semoga hidup Kami semakin bertambah berkah dan dilindungi oleh ALLAH SWT.

-AA-

Tuesday, November 12, 2013

Review Vendor Resepsi

Assalamu'alaikum Wr Wb..

Postingan sebelumnya saya sudah cerita sedikit banyak tentang acara resepsi kami. Kali ini saya mau share siapa aja vendor-vendor dan pihak-pihak yang terlibat di acara tersebut. Semoga menginspirasi ya! :)

1. Venue Resepsi : Puri Ardhya Garini, Halim Perdana Kusuma

Venue nya luas. Parkirannya gak bikin ribet tamu. Mungkin kekurangan dari venue ini, menurut saya, tidak full karpet, hanya jalur jalan saja dan area tengah yang dikasih karpet. Ada guesthousenya juga persis disamping gedung. Keluarga kami khususnya yang sudah sepuh jadi bisa istirahat dulu sampai waktunya resepsi. Setelah acara resepsi pun, saya dan suami bermalam disana sampai besok siang nya check out langsung berangkat honeymoon. Hehehehe.

2. Catering : Puspita Sawargi

Kami akhirnya pakai puspita sawargi karena terlanjur terkesan liat perform dan hasil masakan mereka di acara wedding fair Balai Samudera sekitar bulan April 2013. Pada saat itu marketingnya juga kooperatif banget. Dan paling kece mah Tante Lynda, si owner catering ini. Ramah dan suka kasih tambahan ini itu. Tapi biasanya Tante Lynda cuma turun tangan di H- sekian dan hari H. Jadi di waktu persiapan deal pilih ini itu kita ditangani sama marketingnya. Kebetulan marketingku namanya Mba Yuli. Overall, dia baik. Cuma pas baca hasil review para klien puspita, memang kita diminta yang lebih aktif tanya-tanya ke marketingnya. Karena klien mereka banyak jadi jarang sekali mereka yang inisiatif hub kita duluan. Untuk urusan rasa, kata nya orang-orang yang hadir, Alhamdulillah masakannya ada yang bilang enak banget, ada yang bilang lumayan. Kami tinggal bilang aja mau undang berapa tamu, nanti dari pihak puspita nya yang kalkulasiin jumlah porsi prasmanan dan gubuk berapa. Ada tambahan gubuk spesial yaitu gubuk pempek. Karena kebetulan ayah mertua wong kito galo jadi menghormati adat beliau tetap ada nuansa palembangnya. Intinya urusan makanan kami mempercayakan semuanya ke puspita sawargi.

3. Dekorasi : Puspita Sawargi

Saya pilih tema Go(ld)Green buat resepsi pernikahan saya. Hehehe. Alhamdulillah secara keseluruhan saya suka dengan dekorasi hasil karya puspita sawargi. Tapi ada sedikit kekecawaan aja, seperti yang udah saya share di postingan sebelumnya, yaitu masalah pelaminan. Bentuk pelaminan dan detailnya yang saya request gak sama dengan hasil jadinya. Sejenis tapi perpaduan warna dan bentuknya ada yang bikin saya gak sreg.

4. MC (Jawa) : Rekanan Puspita Sawargi

Pilihan dari puspita, MC nya memang perempuan jawa. Namanya MC ya kita pikir sama aja gitu performnya, apalagi nuansa jawa pasti udah tau pakem-pakemnya. Jadi, kita percaya aja marketing puspita rekomen MC yang mana, itu yang kita pilih. Nama MC nya Ibu Is.

5. Baju & Makeup Pengantin : Miarosa

Dari hasil review saya ke blog para capeng yang ambil paketan dari Puspita Sawargi, nama sanggar Miarosa ini paling sering disebut untuk makeup para pengantin. Saya memang gak survey ke rekanannya yang lain, cuma ke Miarosa aja. Jadi, pas dateng langsung deal pake ini. Untuk baju pengantin, saya memang mau nya pake baju adat jawa modern bludru hitam gold. Alhamdulillah Miarosa punya stock yang menurut saya sih kece banget. Makeup nya juga bagus. Saya udah wanti-wanti kalau saya berjilbab jadi walaupun pake paes ageng, jangan sampai lehernya keliatan. Soalnya di beberapa hasil riasan paes ageng berjilbab, ada yang lehernya tetap keliatan atau kalopun dipakein daleman hasilnya kurang sreg diliatnya. Tapi, Alhamdulillah Miarosa handal deh soal begituan.

6. Baju & Makeup Orangtua : Miarosa

Untuk orang tua, bapak dapet paketan beskap lengkap dari Miarosa. Sedangkan ibu, cuma dapet kain bawahannya aja, kebaya ibu bikin sendiri. Untuk beskap orangtua, koleksi Miarosa gak terlalu variatif warna nya dan stocknya juga terbatas. Saya terbilang telat milihnya, jadinya dapet warna yang sebenernya bukan inceran pertama saya. Tapi, Alhamdulillah tetap nyambung dengan tema warna resepsi kami.

7. Baju & Makeup Pagar Ayu/Bagus dan Penjaga Buku Tamu : Miarosa

Bagian ini agak punya cerita kurang enak. Karena 6 set kebaya pager ayu dan 4 set kebaya penerima tamu yang saya mau ternyata sudah di booking orang duluan. Info itu saya tau 2 hari setelah saya fix milih itu. Terjadi kesalahan info dari marketing miarosa yang menangani saya. Setelah dicek kembali, ternyata itu sudah ada yang booking duluan. Jadilah saya harus milih ulang sisa stock yang masih ada dan modelnya kurang bikin saya sreg, tapi mau gimana lagi, daripada hangus. Alhamdulillah hasilnya tetap bagus.

8. Foto & Videografer Utama : One Studio (OS)

Cerita kenapa saya pilih One Studio itu cuma karena hasil review klien puspita yang pakai os bagus-bagus semua. Dan menurut mereka yang ngerti, kelebihan dibanding fotografer yang lain, media kamera yang dipake os pada saat perform sudah model terbaru. Yah walopun kami berdua gak terlalu paham soal begituan, tapi tertarik juga untuk dateng ke kantornya. Pas dateng dan liat portofolio mereka memang bagus-bagus hasilnya. Tanpa survey ke lain tempat, kami jadiin aja pake one studio. Mungkin sebelum deal sama OS, disepakatin dulu timeline penyelesaian pekerjaan mereka. Karena sampai sekarang, video nikahan saya belum selesai, kalo album foto nya sih sudah.

9. Fotografer Candid : Ajo & Friends (temennya suami yang baru merintis bisnis fotografi)

Karena paketan dari one studio standardnya cuma dapet 1 foto & 1 videografer, kami pikir kayaknya butuh tambahan fotografer candid. Kami gak langsung upgrade di OS, masih mau cari alternatif lain. Ternyata temennya abang ada yang lagi mulai rintis bisnis fotografer pernikahan, dan mereka menawarkan harga spesial untuk paketan candid. Alhamdulillah banget kan. Dibanding kami harus request 1 fotografer candid dari OS lagi, yang nilainya 2x lipat harga penawaran temennya abang ini. Plus mereka bawa 3 fotografer lagi. 

10. Entertainment : Pao Entertainment

Pas pilih vendor musik juga saya cuma review dari youtube dan nilai perform mereka lumayan. Udah deh se-simple itu proses pilih vendor satu ini. Komen beberapa orang yang hadir, ada yang bilang lumayan, ada yang bilang kurang bagus pas bawain lagu bahasa inggris. Untuk capeng yang mau pake pao, sering komunikasi aja mau nya kita apa sama marketingnya. Waktu technical meeting, perwakilan pao gak ada yang hadir, jadinya kami belum pernah ketemu mereka sebelum hari H.

11. Souvenir : Alfiandra Souvenir, Cipinang

Ada cerita seru dibalik pemilihan tempat dan jenis souvenir kami ini. Kayaknya bagus nih kalo saya bikin postingan sendiri soal ini. Bersamaan dengan review detail soal undangan ya :)

12. Undangan : Rahayu Printing, Pasar Tebet

Akan saya ulas tuntas bersamaan dengan review souvenir. Hehehehe.

13. Beskap Keluarga Besar : Sanggar Viollete

Karena kami berdua merupakan keluarga besar, jadinya pakde dan om yang diminta pakai beskap jumlahnya lumayan banyak. Sudah survey sana sini, gak bisa supply sebanyak itu, bisa nya beda-beda jenis/warna. Waktu itu kami butuh 35 beskap hitam. Rekomendasi dari teman, akhirnya kami survey ke Sanggar Viollete di Perumahan Jatibening 2. Alhamdulillah mereka menyanggupi. Harga sewa per pc nya juga terbilang lebih murah dibanding hasil survey saya yang lain.

14. Makeup Keluarga Besar : Wardah

Dengan jumlah beskapnya aja segitu, udah kebayang dong yah berapa jumlah bude dan tante yang mesti di dandanin. Kebetulan saya punya kenalan tim wardah di Bekasi, namanya Mba Titi. 
Saya dapat harga spesial per orangnya dari mba titi. Alhamdulillah..

15. Penginapan Keluarga : Guesthouse Puri Karsa Garini

Kami reserve 4 kamar. 2 kamar paling besar untuk 2 keluarga (suami dan saya). Isinya 1 kingbed dan ada ruang tamunya. Jadi agak lebih luas dan bisa menampung seluruh keluarga kami. 1 kamar untuk pengantin. dan 1 kamar lagi untuk sahabat-sahabat saya yang jadi bridesmaid malam itu. Harga sewa guesthouse nya lumayan murah dibanding mesti nginep di hotel. 

Selain vendor-vendor diatas, banyak juga bantuan dari pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih banyak, semoga kebaikan seluruh keluarga besar dan sahabat-sahabat dibalas oleh Allah. Ohiya, mau ucapin spesial terima kasih buat 2 sahabat saya Nurina dan Andra yang bersedia jadi controller persiapan keluarga besar saya di lokasi. Dan juga buat teman-teman kantor saya Ismi, Fauzi dan Fadil yang bersedia jadi pelengkap pager ayu dan bagus dari pihak keluarga saya. Terima kasih yaaaa :* :* :*

-AA-

Monday, November 11, 2013

Our Wedding Reception

Assalamu'alaikum Wr Wb..

Gak pernah bayangin sebelumnya kalau saya nikah di hari ulang tahun ke-25. Sebenernya ini semua berkat venue resepsi kami dan capeng dari TNI AU yang batalin acaranya di tanggal 1 sept. Hehehe. Jadi, di bulan januari, pas kami mulai hunting venue resepsi, setelah melewati drama waiting list akhirnya kami bisa dapet tanggal kosong sebelum akhir tahun yang ternyata pas di tanggal 1 September. Kebetulan saat kami datang bulan Januari akhir di venue resepsi kami, sudah fullbooked sampai Desember 2013 minggu ke-1. Alamaaakkk, banyak sekali yang mau nikah di 2013!

Resepsi dimulai pukul 7 sampai 9 malam. Sehabis acara akad nikah di rumah keluarga saya selesai sekitar jam 11, seluruh rombongan keluarga berangkat jam 12 ke Halim, tepatnya di Puri Ardhya Garini, lokasi resepsinya. Kedua keluarga istirahat terlebih dulu di Guesthouse samping gedung resepsi kami. Sekitar abis ashar, pengantin, orangtua, among dan penerima tamu mulai di dandanin. Ruang makeup pengantin dan orangtua bersebelahan posisinya di samping gedung. Tapi, ruang makeup among dan penerima tamu posisinya di belakang gedung. Sekitar jam 6 lewat riasan saya sudah selesai. Untuk resepsi, kami menggunakan adat Jogja (adat dari almarhumah ibu suami saya). Memang dari sudah dari lama, suami bilang kalau kami nikah nanti tema nikahannya pake adat Ibu, biar ngerasain ada Ibu di resepsi kami :')

Periasnya bener-bener tau moodboster saya ya. *ifyouknowwhatimean :D
Salah satu pose di studio mini sebelum resepsi dimulai


Setelah selesai dirias, kami menuju studio mini untuk sesi foto sebelum resepsi. Lokasinya ada di dalem gedung disebelah ruang VIP, Pas saya masuk ke gedung dari ruang rias pengantin, udah mulai deg-degkan tapi belum bisa perhatiin banget dekorasi resepsi saya seperti apa. Sekitar 30menitan sesi foto, panitia time keeper sudah meminta kami untuk siap-siap berbaris di depan pintu masuk area resepsi. Seinget saya saat itu masih jam 7 kurang 15menit. Jadilah, kami langsung minta dipanggilkan bapak-bapak cucuk lampahnya. Dan saat itu juga prosesi iring-iringan cucuk lampah bersama pengantin dan rombongan dimulai. Jatohnya sih kecepatan ya proses masuknya, tapi yasudahlah gak apa-apa. 




Rasa deg-degkan dicampur bahagia dicampur apalah namanya itu gak tauuuu.. Perlahan kami masuk. Saya sudah gak perhatiin siapa aja yang ada di kanan kiri barisan. Pandangan saya udah ke pelaminan aja. Selama proses persiapan resepsi, Alhamdulillah mertua, calon suami dan orang tua saya, pada saat itu menyerahkan sepenuhnya kepada saya untuk pilih warna dan jenis dekorasi yang saya inginkan. Saya perhatiin banget detail pelaminan saya, ada sedikit kekecewaan, hasil dekorasi pelaminannya tidak sama persis dengan yang saya request. Jeleknya saya, suka panikan mau ngomong ke orang dan tanya kenapa bisa begitu. Cuma pas saya bisikin hal itu ke suami, suami cuma bilang "Wah, yang kamu request harusnya lebih bagus dari ini ? Keren banget selera kreasi kamu, soalnya kaya begini aja aku liatnya udah bagus banget". Gimana gak dieeeem ini hati paniknya denger begituaaan. Hehehehehe ya walaupun mungkin ada bumbu gombalnya sedikit. Pas saya tiba di pelaminan, baru deh saya bisa liat keseluruhan area dekorasi, dari mulai area buku tame, gazebo dan spot-spot catering. Alhamdulillahhh kalo bagian ini saya puas. Jadinya menutupi sedikit kekecewaan saya soal bentuk pelaminan. :)


Bersama orang tua dan mertua kami :)
Kalo diperhitungkan, acara resepsi saya secara resmi dimulai sekitar jam 7 pas. Dimana biasanya jam 7 pas itu iring-iringan pengantin baru masuk dan mulai resminya jam 7.10 atau 7.15. Berarti kita pengantin yang ontime banget yak! :D Capek tapi senang kurang lebih 2 jam berdiri di pelaminan. Riasan di kepala saya gak terlalu berat tapi karena gak biasa jadi lama-lama ngerasa pusing juga. Alhamdulillahhh.. seneng.. kata nya sih lumayan terhitung banyak yang hadir. Mayoritas yang kebagian makanan dengan lengkap juga bilangnya enak banget cateringnya. Dekorasinya juga dibilang bagus, apalagi spot kreasi bunga putih berbentuk LOVE, ternyata dijadiin spot favorite foto-foto para tamu. Bunga juntai dan dekorasi area buku tamu juga sesuai request aku dan jadinya keren banget. Alhamdulillah gak berhenti bersyukur akad dan resepsi bisa berjalan dengan lancar. Semoga kalaupun ada kendala, bisa sama-sama dijadikan pelajaran kedepannya, mohon maklum dan tetap doain yaaa! :)

-AA-